Pertanian organik semakin berkembang dengan sejalan dengan timbulnya kesadaran akan petingnya menjaga kelestarian lingkungan dan kebutuhan bahan makanan yang relatif lebih sehat.dalam pertanian organik yang tidak meggunakan bahan kimia buatan seperti pupuk kimia buatan dan pestisida. Biofertilizer atau pupuk hayati menjadi salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium, Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan efektif mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian organik.
Biofertilizer tersebut fungsinya antara lain :
- membantu penyediaan hara pada tanaman,
- mempermudah penyediaan hara bagi tanaman,
- membantu dekomposisi bahan organik,
- menyediakan lingkungan rhizosfer sehingga pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan dan produksi peningkatan tanaman.
Pada dasarnya pupuk hayati berbeda dengan pupuk anorganik, seperti Urea,SP 36, atau MOP sehingga dalam aplikasinya tidak dapat menggantikan seluruh hara yang dibutuhkan tanaman. Produk tersebut memiliki bahan aktif yang mampu menghasilkan senyawa yang berperan dalam proses pelarutan hara dalam tanah. Fungsi senyawa tersebut yaitu membantu penyediaan hara dari udara dan mematahkan ikatan-ikatan yang menyebabkan unsur hara tertentu tidak tersedia bagi tanaman. Melalui mekanisme tersebut penyediaan unsur hara bagi tanaman akan meningkat. Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfir akar (rhizobakteri) disebut sebagai rhizobakteri pemacu tanaman (plant growth-promotingrhizobacteria = PGPR). Kelompok ini mempunyai peranan ganda yaitu:
- menambat N
- menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin,sitokinin, etilen, dan lain-lain)
- menekan penyakit tanaman asal tanah denganmemproduksi siderofor glukanase, kitinase, sianida; dan
- melarutkan P dan hara lainnya
Peranan pupuk hayati dalam pertanian di bidang pengaplikasiannya memang tidak secara langsung kita ketahui, karna dalam pengaplikasiannya terdapat didalam tanah. Penggunaan pupuk hayati sangat jarang dilakukan oleh para petani,dikarenakan rumitnya teknologi dalam pengaplikasiannya ke tanah maupun tanaman. Dalam penggunaan pupuk hayati ini kita juga harus memperhatikan masa kadaluarsadari pupuk ini. Mikroba yang terdapat didalamnya dapat berpengaruh pada saat pemberian ke tanah. Pada media yang bagus, mikroba dapat hidup dalam waktu lama yaitu kurang lebih satu tahun, sebaliknya jika media yang digunakan oleh mikroba tersebut tidak bagus maupun tidak pas, maka mikroba yang hidup didalamnya hanya bisa bertahan hidup dalam hitungan hari ataupun bulan saja.Penggunaan pupuk hayati dalam meningkatkan produksi tanaman sangat menguntungkan dan menghasilkan, hal ini dikarenakan pengaruh yang diberikan oleh mikroba-mikroba tersebut ke tanaman sangat sesuai, sehingga membuat tanaman dapat tumbuh baik dan menghasilkan produksi yang maksimal.
Seperti kita contohkan yaitu pada produksi tanaman padi dan jagung. Pada salah satu penelitian yang telah ada, dilihat dari perkembangan tanaman, pupuk hayati yang di dalamnya mengandung mikroorganisme bacillus sp, azetobacter sp dan pseudomonas sp telah memberikan pengaruh baik dalam peningkatan biji, akar, serta pertumbuhan tinggi dari tanamn jagung dan padi, dibandingkan dengan tanaman yang hanya diberi perlakuan control. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk hayati memberikan pengaruh positf bagi tanaman. Penggunaan pupuk hayati pernah terdata dengan baik beberapa waktu,yaitu ketika pupuk hayati (inokulan rhizobia) merupakan salah satu komponen paket produksi untuk proyek intensifikasi kedelai pemerintah. Pemerintah mengadakan kontrak pesanan inokulan untuk seluruh areal intensifikasi kedelai. Karena adanya sistem kontrak ini beberapa pabrik inokulan berdiri karena dengan sistem iniproduksi inokulan mereka terjamin pembelinya. Jika penggunaan pupuk hayati ini digalakkan dengan baik serta penggunaan yang sesuai bisa membuat produksi dari hasil pertanian lebih meningkat, mempengaruhi produktivitas tanaman, serta menguntungkan dari segi sector ekonomi.
Pupuk hayati merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaan pupuk hayati tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia. Selain itu penggunaan pupuk hayati diharapkan dapat meningkatkan kesehatan tanah, memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman.
Berikut adalah beberapa peranan dari pupuk hayati:
1. Menyuburkan Tanah
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme yang dapat mendegradasi bahan organik sehingga mampu menyediakan unsur hara yang dapat diserap tanaman danmenghasilkan enzim alami dan vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.
2. Meningkatkan Aktivitas Mikroorganisme Tanah
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme lokal (indegenous) unggul. Setiap aplikasi pupuk hayati akan meningkatkan populasi dan aktivitas mikroorganisme‘baik’ dalam tanah. Mikroorganisme aktif yang terkandung dalam pupuk hayati mampu mensuplai Nitrogen untuk tanaman, melarutkan senyawa Phosfat (P) dan melepaskan senyawa Kalium (K) dari ikatan koloid tanah, mengurai residu kimia dan mengikat logam berat, menghasilkan zat pemacu tumbuh alami (Giberellin, Sitokinin,Asam Indol Asestat), menghasilkan asam amino, enzim alami dan vitamin serta menghasilkan zat patogen sebagai pestisida hayati. Mikroorganime yang ditambahkan dalam tanah dapat membantu proses penggemburan tanah dan mengubah zat menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman.Penggunaan pupuk hayati dapat meningkatkan simbiosis mutualisme antara tanaman dan mikroorganisme yang menguntungkan.Semakin sering mengaplikasikan pupuk hayati ke tanah menyebabkan tanah makin subur dan menyebabkan pemupukan menjadi hemat.
3. Meningkatkan Daya Serap Tanah Terhadap Air
Penggunaan pupuk hayati secara tepat akan menyebabkan tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur akan memiliki pori-pori lebih banyak guna menyalur dan menyimpan air tanah untuk kebutuhan tanaman. Pada saat musim kemarau, tanah mampu menyediakan air. Sementara pada musim hujan, tanah mampu menahan air sehingga resiko erosi dan banjir dapat dikurangi.
4. Menyediakan Hara Mineral Bagi Tanaman
Pupuk hayati mengandung unsur hara alami berimbang yang dibutuhkan oleh mikroba tanah dan tanaman. Pupuk hayati mengandung mikroorganisme unggul yang memiliki kemampuan untuk mengubah unsur hara yang tidak dapat diserap tanaman menjadi unsur hara yang tersedia untuk tanaman.
5. Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Produksi Pertanian
Penggunaan pupuk hayati dengan segala kemampuan dan kelebihan yang dimiliki oleh mikroorganisme yang dikandungnya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pertanian sekaligus menghemat biaya produksi.
6. Meningkatkan Daya Tahan Tanaman
Kandungan hormon tumbuh alami dalam pupuk hayati dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan hama. Kehadiran jamur Trichoderma dan Aspergillus mampu mengatasi beberapa jenis serangga hama dan patogen penyebab busuk akar.
7. Menghasilkan Produk Sehat Dan Ramah Lingkungan
Pupuk hayati diproduksi menggunakan bahan baku alami yang diproses secara modern sehingga tidak meninggalkan residu kimia pada tanaman dan aman untuk dikonsumsi. Produk yang dihasilkan dari lahan yang diaplikasikan dengan pupuk hayati lebih sehat, enak dan segar karena bebas residu kimia dan tidak berbahaya buat dikonsumsi. Produk sayuran yang diproduksi menggunakan pupuk hayati biasanya lebih tahan lama jika disimpan pada suhu ruang maupun di dalam suhu dingin. Aplikasi pupuk hayati secara kontinu tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan aman buat petani yang mengaplikasikannya.
8. Menghemat Biaya
Penggunaan pupuk dan pestisida kimia pada lahan pertanian bukan saja menyebabkan kerusakan pada tanah, tapi dapat menambah beban produksi, karena mahalnya pupuk dan pestisida kimia. Penggunaan pupuk hayati dan memadukannya dengan pupuk dasar kompos/ pupuk organik membuat biaya yang dikeluarkan petani lebih kecil. Penggunaan pupuk hayati dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan pupuk kimia (Urea, NPK, TSP dan lain-lain). Pada aplikasi pertanian organik, pupuk kimia tidak digunakan sama sekali, sehingga dapat menghemat biaya. Di samping itu penggunaan pestisida kimia harus ditiadakan, sehingga beban petani untuk pengadaan pupuk dan pestisida kimia dapat dikurangi hingga 100%.