Hama tanaman padi
merupakan salah satu kendala bagi petani untuk bisa meningkatkan produksi usaha
taninya. Bahkan serangan hama tertentu seperti tikus dan wereng bisa
mengakibatkan puso atau gagal panen.
Berikut Jenis Hama tanaman padi dan cara mengendalikannya pada berbagai fase pertumbuhan
:
A. Hama pada fase
persemaian
Wereng Coklat
(Nilaparvata lugens).
Hama ini dapat
menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso,
serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan
terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu
tinggi dan jarak tanam yang rapat
merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Beberapa varietas tertentu
terutama ketan juga sangat rentan terhadap wereng. Pengendalian bisa dilakukan
dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan
insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll
Wereng Hijau (Nephotettix
virescens).
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro
yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan
wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum,
yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Sama seperti wereng coklat pengendalian
wereng hijau bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan
penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR,
plenum dll
Hama Putih Palsu
(Chanaphalocrosis medinalis).
Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman
padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun
meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya
infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat,
pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya
lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.
Pengendalian yang bisa dilakukan dengan pengeringan sawah selama 3 hari, atau
penggunaan insektisida regent, buldok, decis, virtako dll
Tikus Sawah (Rattus
argentiventer).
Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat
menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus
akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir
gabah.
Tikus menyerang pada
malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi,
pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma. Pengendalian dilakukan dengan
cara menggunakan musuh alami (tyto alba, ular, garangan dll), umpan racun,
jebakan, gropyokan, pengemposan dll
Keong Mas (Pomacea
canaliculata).
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman
dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis
untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari
setelah sebar benih (benih basah). Pengendalian dengan cara membuat parit
disekeliling petak sawah lalu diberikan umpan daun-daunan dan menggunakan
molusida baylucide, fatal, dll
B. Hama pada fase
vegetatif
Penggerek Batang
(Tryporiza sp.).
Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil
panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau
pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk
tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa
disebut Sundep). Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek
batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan
mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada
pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa
disebut Beluk). Pengendalian bisa dilakukan sejak dipesemaian dan dipertanaman
umur 15 hst, 30 hst dan 40 hst dengan menggunakan regent, virtako, spontan,
manuver dll
Wereng Hijau (Nephotettix
virescens).
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro
yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan
wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum,
yaitu umur ± 30 hari setelah tanam.
Hama Ganjur
(Pachydiplosis oryzae).
Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama
ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan
ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman
yang terserang tidak dapat menghasilkan malai. Pengendalian bisa dilakukan
dengan menggunakan regent, winder, konfidor, virtako, spontan, manuver dll
Keong Mas (Pomacea
canaliculata).
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman
dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis
untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari
setelah sebar benih (benih basah).
C. Hama pada fase
generatif
Wereng Coklat
(Nilaparvata lugens).
Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan
tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis
penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi
yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan
kondisi yang disenangi wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman pada
mulai dari pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan adalah
terdapatnya imago wereng coklat pada tanaman dan menghisap cairan tanaman pada
pangkal batang, kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering.
Wereng Hijau (Nephotettix
virescens).
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro
yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan
wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum,
yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah
tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning
oranye.
Penggerek Batang
(Tryporiza sp.).
Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil
panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau
pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk
tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa
disebut Sundep).Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek
batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan
mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada
pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa
disebut Beluk).
Hama Ganjur
(Pachydiplosis oryzae).
Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama
ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan
ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman
yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.
Ulat Grayak (Armyworm).
Hama ulat grayak menyerang tanaman dengan memakan daun dan hanya meninggalkan
tulang daun dan batang. Larva ulat grayak menyerang tanaman padi sejak di
persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan
tanaman kekurangan air. Pengendalian dilakukan saat malam hari dengan
menggunakan larvin, virtako, dipel, turex dll
Hama Putih Palsu
(Chanaphalocrosis medinalis).
Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman
padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun
meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya
infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat,
pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya
lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.
Tikus Sawah (Rattus argentiventer).
Tikus merusak tanaman
pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus
menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong
pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada
malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul
irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma.
D. Hama pada fase
pemasakan
Walang Sangit
(Leptocorixa acuta).
Walang sangit merupakan hama yang menghisap cairan bulir
pada fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan
beras berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit
menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan terserang hama
walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar malai sampai fase masak
susu. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan regent, manuver, virtako
dll
Tikus Sawah (Rattus argentiventer).
Tikus merusak tanaman
pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus
menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong
pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada
malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul
irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma.
Ulat Grayak
(Armyworm).
Sebenarnya larva ulat grayak
bisa menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan
akan parah saat musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pada fase ini
biasanya ulat grayak menyerang tanaman padi dengan cara memotong malai padi
sehingga akan membuat kerugian yang sangat besar.
Burung (Lonchura spp.).
Burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi dipanen. Burung akan
memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan
kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya
malai padi. Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran
dengan membuat ajir berwarna merah disekitar sawah atau dengan menggunakan
tali-tali yang dikasih kaleng/ plastik atau dengan menggunakan jaring.