Faktor Utama Penyebab Tanah Kering dan Tandus


Faktor utama penyebab tanah kering dan tandus yaitu:
  • Cuaca dan kekeringan
  • Struktur tanah yang rendah porositasnya
  • Kurangnya materi organik tanah
  • Kurangnya mineral dan materi esensial tanah (N, P, dan K)
  • Kurangnya rongga udara
  • Tidak adanya (mikro)organisme tanah


Beberapa METODE Cara Menyuburkan Tanah Kering dan Tandus  yaitu:

A.  Metode pendekatan mekanik
Metode ini menitik beratkan metode pada pengolahan lahan dengan tujuan mengubah struktur tanah. 
Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.

1. Menyiram dengan air
Tanah yang kering tentu saja kekurangan air. Apabila cuaca dan iklim tidak mendukung memiliki manfaat curah hujan yang tinggi, maka penyiraman buatan dapat dilakukan. Air dapat disalurkan dengan pemencar (sprinkle) untuk membuat air tersebar secara merata.

2. Membuat jalur irigasi
Salah satu metode pengairan yang sangat luas dipakai di dunia adalah dengan irigasi air dari jalur sungai. Pada metode ini, sodetan dapat dibuat di sungai sehingga air mengalir secara otomatis ke lahan. Letak lahan harus diperhatikan yaitu di bawah aliran atau sejajar dengan aliran agar air dapat mengalir. Bila letak astronomis dan geografis sungai tidak memenuhi syarat, maka pompa dapat menaikan air secara buatan. Namun demikian, maka ada energi yang dibutuhkan. Air akan membasahi lahan dan akan terinkorporasi dengan molekul tanah.

3. Membuat jalur pengairan limbah
Jalur irigasi biasanya berasal dari sungai dan sumber air lainnya yang mengandung sedikit materi organik (oligotrofik). Sebenarnya, materi organik ini dapat ditambahkan ke dalam tanah bersamaan dengan jalur irigasi apabila air yang digunakan kaya akan nutrisi (eutrofik). Salah satu contoh air eutrofik adalah air limbah domestik yang berasal dari pemukiman warga.

Air limbah domestik baik untuk digunakan dalam sistem ini. Hal ini karena limbah domestik mengandung materi organik yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan dapat terdeposisi di tanah sebagai topsoil. Namun demikian, perlu diperhatikan kualitas dari air limbah domestik ini. Apabila limbah terkontaminasi senyawa kimia berbahaya maka air menjadi tidak layak untuk digunakan.

4. Membajak lahan
Pembajakan berguna untuk membolak-balikan lahan terutama daerah yang berada di zona topsoil (0 – 20cm dari permukaan tanah). Dahulu pembajakan tanah dilakukan secara manual dengan cangkul atau bantuan hewan seperti kerbau. Kini pembajakan biasanya dilakukan dengan mesin traktor. Tanah yang telah dibajak akan terangkat dan menjadi gembur.  Jenis-jenis tanah seperti tanah gembur berarti tanah memiliki rongga dalam strukturnya (tidak padat) sehingga organisme tanah seperti cacing dan mikroorganisme bisa hidup di dalamnya. Akar tanaman pun akan lebih mudah mendapatkan oksigen dengan struktur tanah yang berongga ini.

5. Memperkokoh tanah
Tanah tandus seringkali tidak kokoh dan mudah sekali mengalami erosi tanah. Hal ini diperparah apabila secara topografi, tanah memiliki kemiringan yang cukup tinggi. Pada kondisi ini, sengkedan atau terasering dapat dibuat sehingga tanah akan kokoh pada tempatnya untuk menerima irigasi. Batuan dan jaring buatan pun dapat digunakan untuk mempertahankan posisi tanah.

6. Menaikan porositas
Porositas tanah bergantung dari komposisi tanah. Tanah yang memiliki porositas tinggi memiliki kandungan partikel besar (sand) yang sedikit dibandingkan partikel yang lebih kecil (silt dan clay). Porositas yang tinggi berguna untuk menahan air dan nutrisi di dalam tanah dan tak terbawa air. Dengan demikian pada tanah dengan porositas rendah dapat ditambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak agar tanah tercampur.


B.  Metode Non Biologis
Metode ini dengan cara mengubah kondisi kimiawi tanah yaitu dengan memasukkan sejumlah materi tertentu ke dalam tanah.

Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.
1. Menambahkan pupuk kimia
Kurangnya materi esensial (nitrogen, fosfor, dan kalium) pada tanah dapat membuat tanah menjadi tandus. Untuk itulah pupuk kimia dapat ditambahkan pada tanah. Jenis pupuk ini dengan segera dapat menutrisi tanaman karena senyawa kimia yang tersedia dapat diserap langsung oleh tanaman. Di antara pupuk kimia yang banyak digunakan adalah NPK, ZA, dan urea.

Penggunaan pupuk kimia tidak boleh diberikan dalam dosis yang berlebihan. Hal ini dikarenakan senyawa yang tidak terserap tanaman dan terdeposisi dalam tanah akan tercuci oleh air dan masuk ke dalam air tanah. Hasilnya adalah air tanah menjadi tercemar dengan senyawa kimia yang berasal dari pupuk.

2. Menambahkan mineral
Selain materi esensial, tanah tandus pun dikenali dengan kurangnya mineral yang terkandung di dalamnya. Mineral ini terdiri dari Boron, Klorin, Tembaga, Kobalt, Besi, Mangan, Magnesium, Molibdenum, Belerang, dan Seng. Karena mineral biasanya berasal dari batuan yang mengalami pelapukan, maka penambahan mineral dilakukan dengan menambahkan beberapa batuan ke lapisan atmosfer tanah.

3. Menambahkan batuan halus
Beberapa senyawa dapat ditambahkan ke dalam tanah melalui penambahan batuan halus, contohnya adalah batuan fosfat. Batuan fosfat ini tidak hanya mengandung fosfor saja namun juga karbon, kalsium, dan materi mineral tambahan seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun sayangnya, batuan fosfat juga memilki kandungan logam berat yang signifikan.

Untuk menggunakan batuan secara efektif, batuan dihaluskan hingga ukurannya cukup kecil kemudian ditambahkan bersamaan dengan pupuk kandang. Asam dari pupuk kandang akan melarutkan fosfat. Di lain pihak, fosfat akan menstabilkan nitrogen yang berasal dari pupuk kandang.

4. Menambahkan debu granit
Debu granit dan mineral glaukonit dapat digunakan untuk menambah kandungan kalium tanah. Debu granit mengandung sekitar 1-5% kalium sedangkan sisanya merupakan mineral tambahan. Sayangnya debu granit kurang dapat larut dalam air sehingga tidak banyak kalium yang dapat larut dalam waktu cepat. Namun demikian, dampak positifnya adalah debu granit merupakan slow release fertiliser yang membuat penambahan debu granit tidak perlu sesering senyawa non-organik lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk glaukonit (greensand).

5. Menambahkan batuan kapur
Batuan kapur dapat menambahkan kandungan kalsium dalam tanah. Selain itu, batuan kapur dapat memperbaiki kondisi pH tanah yang terlalu rendah yang akan membuat tanah menjadi subur dan tidak tandus seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.

6. Menambahkan debu basal
Salah satu sumber mikronutrien lainnya yang banyak digunakan adalah debu basal. Debu ini berasal dari pelapukan batuan basal dan mengandung mineral-mineral penting yang berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Debu ini secara alami ada di daerah dengan gunung berapi yang aktif, misalnya saja daftar gunung di Jawa Barat, di daerah yang tidak memiliki gunung berapi aktif, debu basal didapatkan dengan penambahan secara buatan. Untungnya dengan sifat low release dan harga yang tidak terlalu mahal, penggunaan debu basal merupakan pilihan yang tepat dalam meningkatkan kandungan mineral tanah.

7. Mengatur pH
pH tanah dapat bervariasi dari asam, netral, hingga alkalis. pH tanah yang subur berada di kisaran 6.0 hingga 6.8 dengan batas toleransi. Bila tanah terlalu asam (pH kurang dari 6), maka batuan kapur dapat ditambahkan. Ion karbonat dalam batuan kapur akan berikatan dengan ion hidroksil sehingga menaikkan pH. Sebaliknya, bila tanah terlalu alkalis, maka batuan gipsum dapat ditambahkan. Ion sulfat dalam gipsum akan berikatan dengan ion hidronium sehingga menurunkan pH. Baik kapur dan gipsum yang akan digunakan harus melalui proses pabrikasi yang baik sehingga tidak mengandung kontaminan yang malah mengganggu kesuburan tanah.

8. Menghambat laju buang nitrogen
Nitrogen dapat lepas dari tanah melalui siklus nitrogen ke udara . Lepasnya nitrogen dari dalam tanah ini dapat dihambat dengan menambahkan suatu senyawa inhibitor. Inhibitor ini dapat membuat nitrogen dapat bertahan lebih lama di dalam tanah dan telah diuji di Brasil pada tanaman tebu dengan hasil yang memuaskan. Nitrogen yang berada di dalam tanah lebih lama akan membuat tanah menjadi subur dan jauh dari kondisi tandus.



C.  Metode Biologis
Metode ini dengan cara memanipulasi tanaman, makhluk hidup tanah, dan menggunakan produk yang berasal dari makhluk hidup untuk diaplikasikan pada tanah.

Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.
1. Menambahkan materi dan pupuk organik
Faktor utama yang menentukan bahwa tanah termasuk tanah tandus adalah tidak tersedianya materi organik tanah yang tidak mencukupi. Materi organik memiliki kapasitas pertukaran ion yang sangat tinggi sehingga dapat mengikat air dengan kuat. Hal ini yang membuat tanah kering berarti kekurangan materi organik tanah.

Penambahan materi organik berbeda dengan pupuk kimia karena materi organik tidak dapat secara langsung diserap tanaman dan tersedia di tanah. Materi organik akan mengaktifkan mikroorganisme untuk mendegradasi materi organik itu sendiri. Sama dengan batuan basal, materi organik merupakan slow release fertiliser. Namun demikian materi organik ini tidak terlalu kaya dengan nutrisi sehingga penambahannya harus dibarengi dengan pupuk seperti kompos.

2. Materi hewani
Darah, tulang, dan bulu hewan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Darah mengandung sekitar 12-13% nitrogen sedangkan bulu mengandung 7-10% nitrogen. Namun yang harus diperhatikan adalah bahwa kandungan nitrogen yang sangat tinggi dapat membuat tanaman keracunan ammonia dan mengundang munculnya patogen.
Meski mengandung nitrogen yang tinggi namun bulu hewan tidak efisien untuk dijadikan pupuk organik karena pelepasan nutrisinya sangatlah lama. Tulang hewan dapat meningkatkan kadar fosfor tanah lebih cepat dibandingkan batuan. Ketiga bahan tersebut sangat baik untuk menanggulangi tanah tandus dan cara mencegah tanah longsor, namun untuk lahan yang besar, penggunaanya tidak tepat mengingat harganya yang relatif mahal.

3. Serabut dan abu gergaji
Bahan ini mengandung sekitar 3% nitrogen dan cocok untuk menambah nitrogen tanah dengan lebih efisien dibandingkan materi hewani. Selain itu abu gergaji dapat digunakan untuk mengoreksi pH, yaitu menaikan pH pada tanah yang pH-nya termasuk asam.

4. Kascing
Kascing atau kotoran cacing merupakan materi organik yang cepat diserap sangat baik bagi kegemburan tanah. Hal ini karena selain memberikan materi organik tanah berupa kascing, cacing juga turut membentuk struktur tanah secara mekanik serta mempercepat penyerapan nutrisi ke dalam tanah dan pada tanaman dengan mengubah bahan organik menjadi kascing.

5. Pupuk kandang
Pupuk kandang berasal dari kotoran ternak dan unggas. Pupuk ini kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium setelah melalui proses pematangan dan fermentasi. Pupuk kandang mudah diserap tanah dan tanaman serta mengandung mikroba aktif yang memperbaiki kondisi tanah (seperti pupuk hayati). Namun demikian, ada kemungkinan pupuk kandang mengandung bakteri patogen seperti Escherichia coli yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.

6. Kompos
Kompos adalah hasil fermentasi aerobik dari bahan-bahan hijau (daun, ilalang) dan bahan-bahan coklat (sisa dapur). Kompos sangat baik untuk digunakan di tanah karena mengandung rasio C/N yang sesuai untuk menyuburkan tanah. Kompos memiliki kelebihan dibandingkan pupuk kandang yaitu dapat dibuat dalam skala rumahan dan steril dari bakteri patogen.

7. Mengganti tanaman secara periodik
Pergantian tanaman secara periodik sudah mejadi suatu metode yang umum dilakukan. Pergantian tanaman ini dilakukan agar tanah menjadi tidak jenuh atau tandus dan untuk mengisi kembali tanah dengan nutrisi terutama nitrogen. Biasanya tanaman yang digunakan adalah tanaman kacang-kacangan yang dapat bersimbiosis dengan bakteri pemfiksasi nitrogen untuk menambah kandungan nitrogen tanah dalam bentuk ammonium dan nitrat.

8. Mengintegrasikan ternak
Ternak yang dipelihara di dekat lahan pertanian dapat memberikan keuntungan untuk kesuburan lahan. Hal ini dikarenakan buangan dari peternakan dapat langsung digunakan di lahan pertanian sebagai pupuk kandang ataupun materi organik seperti yang dijelaskan sebelumnya.

9. Menambahkan pupuk hayati
Pupuk hayati berbeda dari pupuk organik maupun pupuk non-organik. Hal ini dikarenakan pada pupuk hayati tidak hanya terdapat senyawa yang mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga tergantung suatu konsorsium mikroba tertentu. Konsorsium mikroba ini akan tinggal di tanah dan memproses bahan-bahan organik menjadi materi organik tanah.

Selain itu beberapa mikroba dapat bersimbiosis dengan tanaman. Mikroba jenis Rhizobium dapat berikatan dengan akar tanaman dan membentuk struktur nodul akar yang dapat berfungsi sebagai tempat pembentukan dan penyimpanan nitrogen. Bakteri lainnya, semisal bakteri endofit, diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Namun demikian, penggunaan pupuk serta perekayasaan lahan yang berlebihan justru akan merusak kondisi lahan. Nutrisi tanah akan menjadi tidak seimbang dan berimbas misalnya pada pH. Zat hara inorganik akan menggantikan materi organik pada topsoil sehingga membuat materi esensial untuk jalannya ekosistem tanah terganggu. Perlu diperhatikan juga tanah yang terlalu banyak materi organiknya tidak sesuai untuk semua tanaman untuk berkembang.




Penyebab Petani Gagal Panen

Para petani gagal panen disebabkan karena beberapa faktor :
* Diserang Hama
* Diserang penyakit
* Bencana Alam
* Pupuk yang mengandung bahan kimia
* Dan kesalahan pengolahan dari petani itu sendiri.

HAMA PENGRUSAK TUMBUHAN
Hama adalah organisme yang menyerang tumbuhan yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.

Macam - macam hama yang menyerang Petani antara lain :
1.  TIKUS
Tikus merupakan hama yang paling membuat pusing para petani,hal ini diisebabkan tikus sulit dikendalikan karna memiliki daya adaptasi sangat tinggi dan mamou berkembang biak dengan cepat.Bagian timbuhan yang diserang tikus bukan hanya biji-bijian,tetapi juga batangnya yang masih muda.Tikus membuat lubang di pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak.

Untuk mengatasi hama tikus dilakukan cara-cara berikut ini:
* membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyinya tikus dan menangkapnya
* Menggunakan musuh alami tikus yaitu ular
* Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula,sehingga tidak ada kesempatan tikus mendapatkan makanan setelah tanaman di panen.
* Menggunakan Rodensida ( pembasmi tikus ) atau dengan memasang umpan beracun yaitu singkong yang sebelumnya sudah direndam dengan forforus. Peracunan sebaiknya dilakukan sebelum tanaman berbunga dan berbiji, selain itu penggunaan racun harus hati-hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.


2. WERENG
Wereng adalah jenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering dan akhirnya mati.

Cara pengendalian hama wereng yaitu sebagai berikut :
  • Pengaturan pola tanam,yaitu dengan melakukan penanaman serempak maupun dengan pergiliran tanaman.Hal ini dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija/tanah dibiarkan selama 1-2 bulan
  • Pengendalian hayati yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng yaitu laba-laba predator (lycosa pseudoannulata) , kepik microvelia douglas, cyrtorhinuss lividipenis, kumbang paredeus fuscipes, ophinea nigrofasciatadan synarmonia octomaculata
  • Pemberian nutrisi untuk memperkuat tanaman padi
  • Pengendalian kimia yaitu dengan menggunakan insektisida, Hal ini dilakukan jika memang benar -benar terpaksa/ tidak ada cara lain untuk mengatasinya. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikian rupa sehingga efektif, efisien dan aman bagi lingkungan.


3.   WALANG SANGIT
Walang sangit ( Leptocorisa acuta ) merupakan salah satu hama yang meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Walang sangit menghisap butir-butir padi yang masih cair,biji yang sudah dihisap akan menjadi hampa, kulit biji tersebut akan berwarna kehitaman.

Faktor yang mendukung populasi walang sangit antara lain :
* Sawah yang dekat dengan perhutanan
* populasi gulma disekitar sawah cukuo tinggi
* penanaman tidak serentak

Pengendalian terhadap walang sangit dengan cara berikut :
* Menanam tanaman secara serentak
* Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh disekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak walang sangit
* Menangkap walang sangit tiap hari dengan jala penangkap
* Penangkapan dengan menggunakan bangkai kodok, ketam sawah/ alga
* Melepaskan predator alami yaitu laba-laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit
*Cara terakir bila sudah tidak ada cara lain adalah menggunakan pestisida


4.  ULAT
Ulat adalah lava kupu-kupu, pade fase inilah ulat efektif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.daun yang dimakan ulat biasanya tersisa daunnya saja.

Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara :
* Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun
* Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak, sehingga ulat akan bergerak keatas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
* pestisida


5.  TUNGAI ( KUTU KECIL )
Biasanya terdapat disebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.hama ini banyak terdapat dimusim kemarau.Pada daun yang terserang kutu akan nampak bercak-bercak kecilkemudian daun perlahan berubah menjadi kuning dan lama-lama gugur

Cara mengatasi hama ini :
* Mengumpilkan daun-daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.
* Pemberian nutrisi daun seperti BIO NUTRISI untuk kekebalan tumbuhan tersebut


6.  PENYAKIT PADA PADI
Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae,ruas batang menjadi muadah patah dan pada akhirnya mati.
Selain itu juga terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun padi menguning,penyakit ini disebabkan oleh jamur Magnaporthegrisea

Upaya dan pengendalian untuk memberantas jamur adalah sebagai berikut :
* Pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur
* Pemberian nutrisi pada padi



Hama Pada Tanaman Padi

Hama tanaman padi merupakan salah satu kendala bagi petani untuk bisa meningkatkan produksi usaha taninya. Bahkan serangan hama tertentu seperti tikus dan wereng bisa mengakibatkan puso atau gagal panen.

Berikut Jenis Hama tanaman padi dan cara  mengendalikannya pada berbagai fase pertumbuhan :

A. Hama pada fase persemaian
Wereng Coklat (Nilaparvata lugens).  
Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang  rapat merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Beberapa varietas tertentu terutama ketan juga sangat rentan terhadap wereng. Pengendalian bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll

Wereng Hijau (Nephotettix virescens). 
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Sama seperti wereng coklat pengendalian wereng hijau bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll

Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). 
Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga. Pengendalian yang bisa dilakukan dengan pengeringan sawah selama 3 hari, atau penggunaan insektisida regent, buldok, decis, virtako dll

Tikus Sawah (Rattus argentiventer). 
Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma. Pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan musuh alami (tyto alba, ular, garangan dll), umpan racun, jebakan, gropyokan, pengemposan dll

Keong Mas (Pomacea canaliculata). 
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Pengendalian dengan cara membuat parit disekeliling petak sawah lalu diberikan umpan daun-daunan dan menggunakan molusida baylucide, fatal, dll


B. Hama pada fase vegetatif
Penggerek Batang (Tryporiza sp.). 
Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep). Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk). Pengendalian bisa dilakukan sejak dipesemaian dan dipertanaman umur 15 hst, 30 hst dan 40 hst dengan menggunakan regent, virtako, spontan, manuver dll

Wereng Hijau (Nephotettix virescens). 
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam.

Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). 
Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan regent, winder, konfidor, virtako, spontan, manuver dll

Keong Mas (Pomacea canaliculata). 
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah).


C. Hama pada fase generatif
Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). 
Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman pada mulai dari pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan adalah terdapatnya imago wereng coklat pada tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal batang, kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering.

Wereng Hijau (Nephotettix virescens). 
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye.

Penggerek Batang (Tryporiza sp.). 
Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep).Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk).

Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). 
Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.

Ulat Grayak (Armyworm). 
Hama ulat grayak menyerang tanaman dengan memakan daun dan hanya meninggalkan tulang daun dan batang. Larva ulat grayak menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pengendalian dilakukan saat malam hari dengan menggunakan larvin, virtako, dipel, turex dll

Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). 
Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.

Tikus Sawah  (Rattus argentiventer). 
Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma.


D. Hama pada fase pemasakan
Walang Sangit (Leptocorixa acuta). 
Walang sangit merupakan hama yang menghisap cairan bulir pada fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan beras berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan terserang hama walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar malai sampai fase masak susu. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan regent, manuver, virtako dll

Tikus Sawah  (Rattus argentiventer). 
Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma.

Ulat Grayak (Armyworm).  
Sebenarnya larva ulat grayak bisa menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pada fase ini biasanya ulat grayak menyerang tanaman padi dengan cara memotong malai padi sehingga akan membuat kerugian yang sangat besar.

Burung (Lonchura spp.). 
Burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi dipanen. Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai padi. Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan membuat ajir berwarna merah disekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang dikasih kaleng/ plastik atau dengan menggunakan jaring.




Mikroorganisme Tanah dan Fungsinya

Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari mikroorganisme tanah. Berpuluh-puluh tahun lamanya (hampir 100 tahun), manusia telah menggunakan pupuk kimia untuk memenuhi nutrisi tanaman. Salah satu pupuk kimia yang telah lama digunakan adalah NPK. Penggunaan pupuk NPK terbukti dapat menyebabkan mikroorganisme tanah musnah.

Mikroorganisme dapat hidup jika di dalam tanah terdapat asam amino. Asam amino ini berasal dari protein yang diuraikan oleh bakteri dalam tanah sehingga menjadi asam amino. Keseluruhan asam amino yang terkenal di dunia ada 20 jenis. Setelah diteliti ternyata pada tanaman yang subur, termasuk sayuran selalu ada mikroorganisme dibagian akarnya. Mikroorganisme tersebut diantaranya pseudomonas putida dan pseudomonas fluorescent. Keberadaan 2 mikroorganisme ini mutlak harus ada. Pada tanaman yang tidak sehat tidak dijumpai mikroorganisme ini.

Tanaman bisa tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan mikroorganisme. Adanya hubungan ini, tanaman bisa memperoleh keuntungan dari mikroorganisme. Namun perlu diingat, tidak semua mikroorganisme bermanfaat. Ada mikroorganisme yang merugikan, seperti fusarium.
Fungsi lain mikroorganisme dalam tanah adalah menguraikan bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan mikroorganisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan daun. Keadaan ini akan meningkatkan produksi tanaman karena penyaluran air dan nutrisi ke permukaan daun berjalan lancar.



Berikut ini beberapa mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman:
a.  Pseudomonas
Pseudomonas berfungsi untuk melarutkan fosfat dari bentuk yang tidak bisa diserap tanaman menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman. Selain itu pseudomonas dapat membantu proses dekomposisi. Pseudomonas menghasilkan enzim pengurai yang disebut dengan lignin.

b.  Mikoriza
Mikoriza bersimbiosis mutualisme dengan tanaman. Secara tidak langsung, mikoriza dapat membantu meningkatkan produksi tanaman. Mikoriza adalah jenis cendawan yang bersimbiosis pada korteks akar tanaman. Mikoriza berfungsi membantu penyerapan unsur hara tanah oleh tanaman. Penelitian menunjukkan adanya mikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur P sebesar 25%. Selain itu mikoriza berfungsi untuk menghasilkan hormon dan zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberelin.
Fungsi lain mikoriza adalah menghasilkan zat antibiotik yang melindungi tanaman dari pathogen akar. Mikoriza juga bisa merangsang aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan dan memperbaiki struktur dan agregasi tanah. Selain itu mikoriza berfungsi untuk membangun tanaman agar lebih tahan terhadap kekeringan.

c.  Rhizobium
Rhizobium merupakan simbiosis mutualisme bakteri dengan akar tanaman terutama tanaman kacang-kacangan. Bakteri ini bersimbiosis pada serabut akar dan kulit akar halus. Fungsinya adalah untuk menambat atau mengikat nitrogen bebas dari udara. Nitrogen yang diikat akan dimanfaatkan oleh tumbuhan inangnya untuk pertumbuhan. Penelitian menunjukkan pada kondisi optimal, rhizobium bisa menambat nitrogen sebesar 150 Kg/Ha.

d.  Azotobakter
Azotobakter juga merupakan bakteri yang bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Sama halnya dengan rhizobium, bakteri ini berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas dari udara. Azotobakter berjasa dalam menyediakan nitrogen untuk kebutuhan tanaman.

e.  Lactobacillus
Lactobacillus berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman.

f.   Actinomycetes dan Streptomyces
Actinomycetes dan Streptomyces berfungsi menghasilkan senyawa antibiotic yang bersifat toksik terhadap patogen atau penyakit tanaman.













TESTIMONI








 
































Macam Pupuk Kimia, Fungsi dan Kegunaan

Apa sajakah macam-macam pupuk kimia dan apa fungsi dan kegunaan dari masing-masing pupuk tersebut? 
Setiap tanaman membutuhkan unsur hara sebagai sumber nutrisi untuk mendukung kebutuhannya. Pada dasarnya, unsur-unsur hara tersebut sudah disediakan oleh alam. Namun sering dengan waktu, ada beberapa faktor yang membuat ketersediaan unsur hara di tanah semakin menipis.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan unsur hara yang terkandung di dalam tanah adalah pemupukan.
Ada 2 macam pupuk menurut bahan bakunya yaitu pupuk alami (organik) dan pupuk buatan (anorganik) atau pupuk kimia karena terbuat dari bahan-bahan kimia dengan komposisi tertentu.
Begitu banyak variasi pupuk kimia seperti pupuk UREA, pupuk NPK, pupuk TSP, pupuk KCL, pupuk ZA, dan pupuk ZK. 

Apa saja fungsi dari setiap produk pupuk kimia tersebut:

1. Pupuk UREA
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mempunyai kandungan unsur nitrogen dalam kadar yang tinggi mencapai 46 persen. Pupuk ini sering disimbolkan dengan rumus NH2 CONH2. Wujud pupuk ini berupa butiran-butiran kristal yang berwarna putih. Pupuk urea bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air.

Adapun fungsi pupuk urea antara lain :
  • Menyegarkan daun sehingga warnanya lebih hijau
  • Meningkatkan kecepatan pertumbuhan tanaman
  • Menaikkan kandungan protein di dalam tanaman


2. Pupuk TSP
Pupuk TSP (Triple Super Phosphat) adalah pupuk kimia yang mengandung unsur fosfor dalam jumlah yang banyak. Rumus kimianya yaitu Ca(H2PO4). Kadar fosfat (P2O5) yang terkandung di dalam pupuk ini lebih kurang 44-46 persen dan bisa mencapai 56 persen di lapangan. Pupuk TSP berbentuk butiran-butiran kecil yang berwarna abu-abu. Ada 2 jenis pupuk TSP menurut kandungan fosfat di dalamnya yaitu pupuk SP 36 dan pupuk SP 18.

Manfaat pupuk TSP di antaranya :
  • Merangsang pertumbuhan akar tanaman
  • Membantu pertumbuhan tunas
  • Memicu pertumbuhan bunga dan biji
  • Meningkatkan daya tahan dari serangan hama dan penyakit


3. Pupuk NPK
Pupuk NPK (Nitrogen Phosphor Kalium) adalah pupuk kimia yang bersifat majemuk karena mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium sekaligus. Bentuk yang dimiliki oleh pupuk NPK ada yang berwujud cair dan ada pula yang berbentuk padat. Terdapat 3 jenis pupuk NPK menurut produsennya yaitu pupuk NPK mutiara, pupuk NPK pelangi, dan pupuk NPK phonska.

Berikut ini kegunaan dari pupuk NPK, yaitu :
  • Nitrogen berfungsi untuk membantu pertumbuhan vegetatif pada tumbuhan, khususnya bagian daun
  • Fosfor berguna untuk mendukung pertumbuhan akar dan tunas tanaman
  • Kalium bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah


4. Pupuk KCL
Pupuk KCl (Kalium Klorida) adalah pupuk kimia yang mempunyai kandungan kalium yang melimpah. Bahkan kadar K2O yang tersimpan di dalam pupuk ini mencapai 60 persen. Jadi setiap 100 kg pupuk KCl mengandung K2O sebanyak 60 kg. Pupuk ini sangat bagus untuk mendukung proses terjadinya pembungaan dan pembuahan pada tanaman.

Beberapa fungsi pupuk KCL yakni :
  • Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen
  • Memperkuat struktur batang tanaman
  • Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit


5. Pupuk ZA
Pupuk ZA (Zwavelzure Ammoniak) adalah pupuk kimia yang memiliki kandungan utama berupa belerang. Pupuk ini bisa ditulis dalam rumus NH4SO4. Pupuk ini berbentuk butiran-butiran kristal dan mempunyai rasa asin. Pupuk ini bersifat higroskopis lebih lemah daripada pupuk urea. Pupuk ZA mengandung belerang sebanyak 24 persen dan nitrogen sebanyak 21 persen.

Berikut ini manfaat-manfaat dari pupuk ZA :
  • Memperbaiki kualitas hasil panen
  • Meningkatkan kuantitas produksi tanaman
  • Mempengaruhi rasa dan warna hasil panen
  • Membantu proses pembentukan zat gula
  • Membantu pembentukan zat hijau daun
  • Memperbesar ukuran umbi pada bawang merah dan bawang putih
  • Meningkatkan jumlah anakan yang menghasilkan pada padi
  • Mempertajam rasa manis pada tebu


6. Pupuk ZK
Pupuk ZK (Zwavelzure Kalium) adalah pupuk kimia yang kaya akan kandungan belerang dan kalium. Secara lengkap, pupuk ini mengandung 50 persen kalium (K2O), 17 persen belerang (S), maksimal 2,5 persen klorida (Cl), dan maksimal 1 persen air. Pupuk ZK memiliki wujud berupa bubuk halus yang berwarna putih. Karakteristik pupuk ini yaitu mudah larut dalam air, tidak higroskopis, boleh dicampur dengan pupuk lain, dan aman dipakai untuk segala macam tumbuh-tumbuhan.

Perlu diketahui, kegunaan pupuk ZK adalah :
  • Menurunkan tingkat keasaman tanah
  • Meningkatkan kekuatan batang tanaman
  • Menaikkan daya tahan tanaman
  • Memperbesar hasil produksi tanaman




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by WordPress